Dalam dunia pendidikan sistem pembelajaran perlu
di perhatikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dari apa yang saya dapat
saat saya duduk di bangku sekolah dasar sampai saya duduk di bangku sekolah
menengah atas sistem pembelajaran yang dipakai berbeda – beda. Ada kekurangan
dan kelebihan dari masing – masing.sistem pembelajaran.
Saat
saya duduk di bangku sekolah dasar guru – guru saya rata – rata menggunakan
metode pembelajaran yang sama. Yaitu mendekati para murid satu persatu dan
menanyakan ada kesulitan kah pada saat proses belajar berlangsung. Menurut saya
metode ini sangat efektif sekali, karna murid merasa di perhatikan. Dan
terlebih lagi saya bersekolah di pedesaan, jadi muridnya hanya sedikit. Rata
10-16 siswa saja. Jika selesai pembelajaran guru tak lupa memberikan pekerjaan
rumah, jadi murid bisa terus ingat dengan materi yang di ajarkan.
Saat
saya bersekolah di sekolah menengah pertama metode pembelajaran yang di berikan
oleh setiap guru mulai berbeda – beda. Ada guru yang menggunakan LCD proyektor
untuk menjelaskan bab yang di ajarkan pada para siswa. Dan juga siswa bisa
tertarik dengan apa yang dijelaskan dan terus bisa diingat. Tapi kekurangan
metode ini jika isinya tidak menarik, biasanya siwa akan cepat bosan. Ada juga
guru yang hanya mengoceh sendiri jika sedang menjelaskan materi pada murid –
muridnya, pada intinya tidak terjalin komunikasi yang baik antaara guru dengan
murid. Menurut saya itu tidak efektif, karna siswa itu memiliki kelebihan dan
kekurangan masing – masing.
Saat
saya sekolah di sekolah menengah atass., kondisinya tidak jauh berbeda dengan masa
– masa saya duduk di sekolah menengah pertama. Tapi saya mulai mengenal istilah
guru kiler. Guru yang di takuti para muridnya. Dengan adanya istilah itu teman
– teman saya terlihat rajin ketika guru yang mengajar kiler. Tapi ketika guru
yang mengajar biasa saja, lebih terkesan menyepelekan. Jadi cara belajarnya pun
biasa – biasa saja.
Menurut
saya sistem pembelajaran yang ideal yaitu pada saat saya duduk di bangku
sekolah dasar. Guru seakan menggap murid sebagai teman. Tetapi. Hal ini menjadi
tidak efektif jika muidnya terlalu banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar